Selasa, 28 Oktober 2014



Di tepian rasa

Aku menyayangimu, tapi aku takut mencintaimu. Aku tak ingin terluka, oleh rasa yang masih membeku. Begitu dalam luka yang ada hingga aku tak mampu untuk berdiri.. atuapun berpijak pada keinginan. Di dalam keletihan, rasa dan harap kau terus membenci cinta dan rasa. Bila nanti tak kau temukan kekasih yang mampu membuatmu bahagia dan kau masih mengingatku, mungkin cinta akan menjadi keindahan yang menyatukan kita walau di atas luka.
Di tepian rasa yang telah berjenti, aku mengharapkan engkau tersenyum kembali meniti asa yang telah pergi karena waktu tak pernah berhenti dengan tangisan ataupun kepedihan.
Di tepian rasa yang tak lagi mengalir, bukalah pintu hati dan rasamu agar sinar mentari menghangatkanmu dan kembali membuka senyuman walau tak seindah bintang namun akan membahagiakan hati.
Di tepian rasa yang telah membeku, janganlah engkau patahkan harapan dan keinginan rasa yang memudar. Waktu yang terus bergulir, tak sebaiknya kau hitamkan dengan menyesali kisah yang telah pergi dan tak mungkin kembali.
Di tepian rasa yang tak beranjak, aku menharapkanmu membuka cinta, membuka senyuman untuk kenyataan yang berjalan walaupun tak seindah kisah lalu namun akan membahagiakan rasa


ABOUT LOVE

Kenapa kita menutup mata keika tidur? Ketika kita menangis? Ketika kita membayangkan? Itu karena hal terindah di dunia tidak terlihat ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya sejalan dengan kita. Kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehann seruap yang dinamakan cinta.
Cinta sempurna???
Adalah ketika kamu menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya. Adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia. Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum dan berkata “aku turut bahagia untukmu”. Apabila cinta tidak berhasil bebaskan dirimu, biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas lagi. Ingatlah bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya. Tapi ketika cinta itu mati kamu tidak perlu mati bersamanya. Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh. Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kita belajar tentang diri kita sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada. Penyesalan hanyalah penghargaan  abadi atas pilihan pilihan kehidupan yang telah kita buat sendiri.
Mencintai???
Bukanlah bagaimana kamu melupakan, melainkan bagaimana kamu memaafkan. Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti. Bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu rasakan. Bukanlah bagaimana kamu melepaskan, melainkan bagaimana kamu bertahan.
Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati dibandingkan menangis tersedu-sedu. Air mata yang keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak pernah hilang.
Dalam urusan cinta, kita sangat jarang menang tetapi ketka cinta itu tulus, meskipun kalah, kamu tetap menang hanya karena kamu bahagia dapat mencintai seseorang lebih dari kamu mencintai dirimu sendiri. Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang bukan karena orang itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita tahu seseorang tersebut akan lebih bahagia jika dengan orang lain

Senin, 05 Mei 2014

Lagi-lagi Jarak



Hari ini adalah hari terakhirku di rumah, karena esok pagi aku harus kembali ke tempat yang seharusnya aku berada dan mau gak mau aku harus ninggalin semuanya di rumah termasuk dia.
Aku menghabiskan malamku bersamanya dengan membayangkan hari kedepan, terpisah jarak ribuan meter dan membangun komitmen diatas landasan yang menurutku kurang stabil. Hubunganku dengannya jelas jauh berbeda. Aku yang dulu terbiasa menelponnya kapan saja ku mau, mengajaknya jalan kala sedang unmood dan memeluknya kapan saja kala aku rindu dan bisa mengecup keningku kala aku ngambek karena suatu hal yang tak kami temukan titik temunya.
Terpisah jarak apakah itu rasanya semakin kuat atau malah semakin memudar?
Lagi-lagi aku memutuskan untuk menyerahkan semuanya kepada tuhan. Aku sudah melangkanh terlalu jauh dengannya dan rasanya aku tak mungkin untuk memutar balik dan meninggalkan semuanya.
I love u, please wait until i come back....

Galau Akut Pasca Break

Banyak orang berkata bahwa salah satu ciri kegalauan akut adalah saat kamu mendengarkan lagu, dan kamu merasa bahwa lagu itu bernyanyi tentang kamu. Dan tampaknya kali ini aku menyetujui statement tersebut.
          Pasca break, merupakan masa yang membuatku begitu rapuh. Semakin banyak celah untuk mengingat betapa terlalu banyak kenangan-kenangan indah yang ditinggalkan di sudut-sudut serpihan rindu yang tergeletak di dalam benda yang mengandung memori. Misalnya, saat aku tertunduk lesu sebelum akhirnya perlahan meneteskan air mataku setelah mendengarkan lagu dari salah satu band yang sering kita nyanyikan bersama ditengah malam dibawah lampu-lampu kota dalam perjalanan pulang sembari dia memegang tanganku dan aku menyandarkan kepalaku di bahunya.
Aku sadar betul bahwa tidak ada waktu yang tepat untuk mengakhiri suatu hubungan. Namun disisi lain, kesadaranku menuntunku untuk berdiri pada suatu keputusan. Bukan karena gengsi, namun aku berfikir jika kita tetap melanjutkan dengan keadaan seperti ini, pastinya tidak akan pernah ada perubahan untuk kita kedepannya. Aku yakin, bahwa kondisi seperti ini cepat atau lambat akan datang pada suatu hubungan, baik yang sudah bertahun-tahun berhubungan atau yang baru seumur jagung dan aku berfikir tidak ada salahnya terlalu cepat mengambil keputusan, sehingga aku dapat melaluinya dengan lebih cepat pula.
Hmm seandainya obat untuk hepatitis itu dapat juga menyembuhkan sakit hati karena cinta. Memang hepatitis dan sakit hati karena cinta itu dua penyakit yang berbeda. Tapi keduanya mempunyai waktu untuk sembuh dan aku yakin, jika tiba saatnya penyakit yang ada di ranah hati, waktu yang menjadi teman terbaik untuk menjadikannya sembuh.
Hening...
Basah...
Yes, so many years we’ve tried to keep our love alive..
Ngantuk...
Tidur... -_-