Selasa, 28 Oktober 2014



Di tepian rasa

Aku menyayangimu, tapi aku takut mencintaimu. Aku tak ingin terluka, oleh rasa yang masih membeku. Begitu dalam luka yang ada hingga aku tak mampu untuk berdiri.. atuapun berpijak pada keinginan. Di dalam keletihan, rasa dan harap kau terus membenci cinta dan rasa. Bila nanti tak kau temukan kekasih yang mampu membuatmu bahagia dan kau masih mengingatku, mungkin cinta akan menjadi keindahan yang menyatukan kita walau di atas luka.
Di tepian rasa yang telah berjenti, aku mengharapkan engkau tersenyum kembali meniti asa yang telah pergi karena waktu tak pernah berhenti dengan tangisan ataupun kepedihan.
Di tepian rasa yang tak lagi mengalir, bukalah pintu hati dan rasamu agar sinar mentari menghangatkanmu dan kembali membuka senyuman walau tak seindah bintang namun akan membahagiakan hati.
Di tepian rasa yang telah membeku, janganlah engkau patahkan harapan dan keinginan rasa yang memudar. Waktu yang terus bergulir, tak sebaiknya kau hitamkan dengan menyesali kisah yang telah pergi dan tak mungkin kembali.
Di tepian rasa yang tak beranjak, aku menharapkanmu membuka cinta, membuka senyuman untuk kenyataan yang berjalan walaupun tak seindah kisah lalu namun akan membahagiakan rasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar