Senin, 05 Mei 2014

Galau Akut Pasca Break

Banyak orang berkata bahwa salah satu ciri kegalauan akut adalah saat kamu mendengarkan lagu, dan kamu merasa bahwa lagu itu bernyanyi tentang kamu. Dan tampaknya kali ini aku menyetujui statement tersebut.
          Pasca break, merupakan masa yang membuatku begitu rapuh. Semakin banyak celah untuk mengingat betapa terlalu banyak kenangan-kenangan indah yang ditinggalkan di sudut-sudut serpihan rindu yang tergeletak di dalam benda yang mengandung memori. Misalnya, saat aku tertunduk lesu sebelum akhirnya perlahan meneteskan air mataku setelah mendengarkan lagu dari salah satu band yang sering kita nyanyikan bersama ditengah malam dibawah lampu-lampu kota dalam perjalanan pulang sembari dia memegang tanganku dan aku menyandarkan kepalaku di bahunya.
Aku sadar betul bahwa tidak ada waktu yang tepat untuk mengakhiri suatu hubungan. Namun disisi lain, kesadaranku menuntunku untuk berdiri pada suatu keputusan. Bukan karena gengsi, namun aku berfikir jika kita tetap melanjutkan dengan keadaan seperti ini, pastinya tidak akan pernah ada perubahan untuk kita kedepannya. Aku yakin, bahwa kondisi seperti ini cepat atau lambat akan datang pada suatu hubungan, baik yang sudah bertahun-tahun berhubungan atau yang baru seumur jagung dan aku berfikir tidak ada salahnya terlalu cepat mengambil keputusan, sehingga aku dapat melaluinya dengan lebih cepat pula.
Hmm seandainya obat untuk hepatitis itu dapat juga menyembuhkan sakit hati karena cinta. Memang hepatitis dan sakit hati karena cinta itu dua penyakit yang berbeda. Tapi keduanya mempunyai waktu untuk sembuh dan aku yakin, jika tiba saatnya penyakit yang ada di ranah hati, waktu yang menjadi teman terbaik untuk menjadikannya sembuh.
Hening...
Basah...
Yes, so many years we’ve tried to keep our love alive..
Ngantuk...
Tidur... -_-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar